Daftar Blog Saya

Rabu, 16 Agustus 2017

Mulai ng'Blog lagi

Welcome my Blog... 😉
Setelah sekian lama, (6Th yg lalu lho...) pertama gabung dg blog nie... 😥😢
nie blog nda aku utak atik sama sekali,,, 😢😭
Dan sekarang aku pen mulai aktif lagi, sekedar berbagi cerita hidup ku sehari-hari...
Dulu waktu masih kuliah 6th yg lalu aku menulis di blog nie...
Dan sekarang aku sudah bekerja atau lebih tepat nya menyalurkan ilmu yg aku dapatkan 6th yg lalu setelah aku lulus kuliah di universitas wiralodra indramayu fkip prodi biologi... 😚😙 (Berharap ilmuku bermanfaat untuk semua murid2 ku).
Sekarang aku sudah mengajar di SMPN SATAP 1 Cikedung yang alhamdulilah bulan ini SK nya sudah keluar berganti nama menjadi SMP Negeri 2 Cikedung (berharap semoga dg nama baru, tambah semangat baru bagi guru2, karyawan & staf TU serta siswa-siswi nya) Aamiin 😊
Dan Alhamdulillah nya lagi, malam ini aku bisa membuka blog ku ini, karena sangat terkesan dg aktivitas menjelang 17 Agustus di sekolah SMP Negeri 2 Cikedung (seperti yg sudah aku ceritakan di update ku sebelum update an ini).
Sudah dulu deh, kayak nya cukup mengobati rasa kangen menulis di blog ku ini, semoga nanti ke depan nya aku lebih banyak kesempatan lg untuk berbagi pengalaman, ilmu yg bermanfaat untuk semua yg berkenan membaca tulisan2 ku atau sekedar membuka nya...
Bye... bye... 😙
Di lanjut yaaa besok2... 😁


17 Agustus Berhasil Membuat Siswa-Siswi SMPN 2 Cikedung Lebih Cinta Kelas 😙

Ada yang heboh banget di SMP Negeri 2 Cikedung Indramayu pas menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Apa itu?

Yang paling heboh adalah semua peserta didiknya & Wali kelas masing2 dari kelas VII sampai kelas IX..!

Semua kelas bergotong royong, bahu-membahu, patungan dan berekspresi, dari pagi sampai sore, kegiatannya kadang di-upload di jejaring sosial.

Berhari-hari, tetap dengan penuh semangat! Dan hasilnya sangat luar biasa.

Ayo, tebak kegiatan apakah itu...??

Dimulai dari pengumuman beberapa lomba. Dan diawali dengan lomba kebersihan kelas, Dari satu kelas yang bersemangat menghias kelas, Tiba-tiba merembet ke seluruh kelas yang ada di SMP Negeri 2 Cikedung dari kelas VII sampai kelas IX. Sangat luar biasa!




Dari anak yang rajin dan bersemangat terus menjalar ke semua kelas... Siswa malas pun tiba-tiba berubah, mulai membersihkan kaca gak hanya dari dalam, tp dari luar juga belakang kelas, taman depan kelas masing2pun pun di benahi, mereka jalani penuh suka cita. Hanya saja saya tidak sempat merekam mereka dengan video... (maklum, saya bantuin anak2 kelas VIII B, mandor in sih lebih tepatnya) 😁😁😁



Seminggu ini bahkan 2 minggu terakhir ini seakan di semua kelas tumbuh para senirupawan yang tidak perlu dikomandoi sudah sigap menorehkan kuwas-kuwas ke seluruh tembok ruangan kelasnya.

Tidak hanya bagian belakang, samping kanan dan kiri, atas bawah, tapi kalau langit-langit belum ada yg di oles2 pake kuwas... (nanti deh, kelas saya) 😁Ada saran dari temen, suruh di cat hitam putih, biar kayak papan catur.. 😁😁

Tiap kelas berbeda tema. Ada tema doodle, kartun, nama sekolah kita dan banyak lagi. Sangat meriah sekali rasanya. Dan merasa bangga serta salut dengan semangat membuat ruangan kelasnya menjadi keren, dan nyaman tentunya.


Aktifitas pengecetan sudah dimulai dari minggu kemarin, dan semakin terasa pada hari Senin. Dan pada hari Selasa saya mencoba keliling ke seluruh kelas. Itu menambah rasa penasaran, dan ingin mendokumentasikan kegiatan penuh semangat ini. Walau saya bukan juri, karena juri bukan dari guru yang menjadi wali kelas.

Bagi saya melihat semangat berkarya mereka yang tinggi sudah sangat membanggakan. Jadi kali ini hari ulang tahun kemerdekaan negara Republik Indonesia terasa begitu spesial. Seluruh ruangan kelas SMP Negeri 2 Cikedung menjelma menjadi ruangan penuh kreasi, penuh warna-warni cat, kertas, dan banyak kreasi lainnya.

Itu adalah ekspresi cinta terhadap kelasnya. Saya yakin ini bisa jadi pemicu naiknya standar cinta mereka terhadap sekolah. Menjadi betah di kelas, hilangnya coretan vandalis, Dan harusnya bisa menaikan standar kebersihan secara keseluruhan... kaca tetap kinclong, lantai juga. Dan semua akan menjaga dari tangan jahil. Insya Allah, indah, tertib, disiplin akan semakin naik... Amin...

Kelas mana yang akan jadi pemenang? Kelas VII? VIII? atau IX? 

Siapa pun yang jadi pemenang, kita tunggu dengan sabar ya. Tapi bagi saya pribadi merasa bidang seni rupa kali ini menyemarakan kelas kalian dengan sangat baik. Dan semua peserta didik di SMP Negeri 2 Cikedung telah memenangkan semangat para pahlawan dengan membuat tempat belajarnya menjadi tempat yang nyaman, asyik buat berada di ruangan belajar yang sudah tidak lagi membosankan, ya karena penuh dengan seni dan cinta kalian pada kelas.

Ok, bersiap untuk upacara bendera besok. Dan mari berlomba untuk memeriahkan Hari kemerdekaan RI yang ke-72,,, Semangat 45 💪 (sudah 2 tahun terakhir ini 3 sekolah dasar (SDN AMIS 1, SDN AMIS 2 dan SDN AMIS 3) upacara 17 agustus nya gabung bersama di lapangan SMP Negeri 2 Cikedung).

Dan di lanjut hari jum'at & sabtu ada berbagai macam lomba antar kelas SMP Negeri 2 Cikedung, banyak lomba nya banyak hadiah nya... 😁😁

Kamis, 22 Desember 2011

SEJARAH HARI IBU

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.

Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Senin, 19 Desember 2011

Sistem Koordinasi dan Alat Indera Manusia

  1. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron
Cara Kerja Sitem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Skema terjadinya gerak sadar
  • Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor- tanggapanSistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.
-Hipofisa (Pituitary)
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak
Macam hormon yang dihasilkan :
1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan
2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu
3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid
4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek
5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis
6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah
7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.
- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)
Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Letak kelenjar di sekitar jakun.
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.
Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
- Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.
- Kelenjar kelamin
Pada laki-laki
Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang berfungsi mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri kelainan sekunder
Pada wanita
Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :
1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder
2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.
Indera Manusia
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :
1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.
Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak
-
Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.
-
Kulit
- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri
Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
-
-Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.
Kelainan dan Penyakit Indera
➔ Miopi atau rabun jauh
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif
➔ Hypermetropi atau rabun dekat
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
➔ Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negative.
➔ Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja
➔ Katarak
Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga factor usia.

EKOSISTEM DARAT SEBAGAI SUMBER DAYA (Tanah Dan Lahan, Hutan Hujan Tropis, Agroekosistem)

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Tanah Dan Lahan
1.    Tanah
a.    Karakteristik Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antara gregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
b.    Pembentukan tanah (pedogenesis)
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
c.    Penampang Tegak Tanah
 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah
Gambar 2.1 Profil tanah, menunjukkan lapisan-lapisan yang disebut horizon
Lapisan paling atas disebut sebagai horizon organik (horizon O). Mengandung detritus, sampah-sampah daun, dan materi lainnya yang terhampar di permukaan tanah. Lapisan ini berwarna gelap karena adanya pembusukan materi organik dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati, dan pembusukan ini memperkaya kandungan nutrient/zat hara tanah.
Di bawah lapisan horizon O, terdapat lapisan topsoil (horizon A). Mengandung campuran materi yang belum membusuk sempurna, organisme (seperti bakterti, jamur, cacing, dan hewan-hewan kecil lainnya), dan beberapa partikel mineral anorganik. Biasanya lapisan ini lebih gelap dan lebih longgar (membentuk pori-pori tanah) dibanding lapisan dibawahnya.  Akar tumbuhan biasanya tumbuh sampai lapisan ini. Bersama lapisan horizon O, lapisan ini mengandung sebagian besar materi organik, yaitu antara 1% - 7% dari volume yang ada. Ruang pori-pori antara materi organik padat dengan partikel anorganik mengandung air dan udara yang juga memiliki peran penting bagi metabolisme tanah.
Horison B atau lapisan subsoil, yang terletak di bawah lapisan topsoil, biasanya berwarna terang, tebal, padat, dan kandungan materi organiknya sedikit. Lapisan subsoil ini disebut juga sebagai zona leaching, dimana pada lapisan ini tertumpuk campuran materi dan lapisan atasnya yang ikut terbawa arus air.
Lapisan paling bawah adalah horison C. lapisan ini merupakan lapisan transisi antara material induk dengan lapisan tanah (di atasnya). Materi anorganik dari pecahan material induk dapat ditemukan di sini. Lapisan ini tidak mudah mengala perubahan dibandingkan lapisan sebelah atasnya dan sedikit sekali organismenya.
d.    Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen.
Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi, warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Warna tanah adalah karakteristik tanah, yang berguna sebagai penunjuk kualitas tanah secara sepintas. Warna tanah tergantung pada induk dan hasil proses pembentukan tanah. Pada keadaan tertentu warna tanah ikut mempengaruhi temperatur tanah.
Variasi tanah sangat tergantung pada kadar organik tanah. Bila penentuan kadar organik tanah secara tepat sulit dilakukan, maka sering kadar organik tanah diperkirakan berdasarkan indeks warna tanah. Tanah yang kadar organiknya tinggi lebih gelap warnanya dibandingkan dengan tanah yang rendah kadar organiknya. Banyak juga faktor lain yang ikut menentukan warna tanah.
Warna tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi dan sifat tanah melalui radiasi cahaya yang diserapnya. Tanah yang berwarna hitam atau gelap akan banyak menyerap panas dibandingkan yang berwarna muda. Oleh karena itu, tanah yang berwarna gelap atau hitam lebih cepat menyerap panas dan lebih panas dari tanah yang berwarna muda bila langsung terkena cahaya matahari. Cepat dan banyaknya panas yang diterima tanah tergantung pada warna tanah. Tanah yang berwarna gelap lebih cepat kering dibandingkan dengan tanah yang berwarna terang atau muda.
Warna tanah juga ikut berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban tanah karena kecepatan penyerapan panas dipengaruhi oleh warna tanah. Dengan demikian, warna tanah secara tidak langsung akan menentukan kehidupan organisme tanah.
2.    Lahan
Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.
Pemahaman tentang tipe-tipe tanah yang penting bagi pemanfaatan dan daya guna lahan. Tidak semua tipe tanah bisa dipakai untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, berdirinya pabrik, atau alas jalan. Setiap tanah memiliki karakteristiknya sendiri yang memberi pengaruh pada terbatasnya daya guna lahan di atas tanah itu. Sebelum pemanfaatan lahan di atas tanah, harus melakukan survey tanah terlebih dahulu.
Pendayagunaan tanah sebagai sumber daya tidak hanya sebatas tanah dalam batas yang sempit, tetapi lebih luas berupa lahan. Lahan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, tumbuhan, dan  makhluk lainnya. Manusia selalu berusaha memiliki dan menguasai lahan, yang ikut menentukan status sosialnya. Kebutuhan hidup manusia yang beragam, penguasaan teknologi, kondisi sosial budaya, dan ekonomi masyarakat yang berbeda merupakan faktor yang menentukan dalam penggunaan lahan. Pengelolaan lahan merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan sehingga produktivitas lahan tetap tinggi secara berkelanjutan (jangka panjang). Penggunaan sumber daya lahan  dapat dibagi ke dalam tiga kelompok manfaat dan peranan, yaitu (M. Ardi, dkk : 274) :
a.    Lahan digunakan untuk tempat tinggal, berusaha, bercocok tanam, tambak ikan, dan lainnya;
b.    Lahan sebagai kawasan hutan yang menopang kehidupan vegetasi satwa liar;
c.    Lahan sebagai daerah pertambangan yang bermanfaat bagi manusia.
Besarnya manfaat dan pentingnya peran lahan menyebabkan sering terjadi konflik kepentingan dalam penggunaannya. Namun, bagaimana manusia dapat memanfaatkan dengan baik sumber daya tanah berupa lahan secara seimbang sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

3.    Degradasi dan Kerusakan Lahan
Degradasi adalah penurunan mutu atau kemerosotan kedudukan (Daryanto, 1997). Dalam kaitannya dengan tanah, pengertian degradasi adalah penurunan atau kemerosotan mutu tanah akibat perilaku manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tanah lebih buruk dibanding sebelumnya. Degradasi tanah dapat meliputi aspek fisik, kimiawi, dan biologi tanah (Chen, 1998). Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan degradasi adalah berkurang dan hilangnya nutrisi, dan erosi tanah (IBSRAM, 1994, dalam Chen, 1998).
Sebagai salah satu faktor penyebab degradasi, erosi tanah oleh air dan angin merupakan bentuk terpenting dari degradasi (Chen, 1998). Menurut Suripin (2001), erosi tanah merupakan suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Limpasan permukaan sebagai faktor pemicu utama erosi, pada akhirnya berakibat pada terjadinya degradasi lahan.
Degradasi tanah dapat berdampak pada menurunnya kualitas/mutu tanah. Kualitas tanah tidak lain adalah kapasitas tanah sesuai fungsinya (Karlen et al, 1996). Apabila kapasitas fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak dapat berfungsi seperti sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami degradasi.
Kualitas tanah adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, dan biologi yang menentukan pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air pada lingkungan, dan sebagai filter lingkungan yang efektif (Larson dan Pierce, 1996). Sedangkan menurut Utomo (2000), Kualitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah, di dalam batas-batas lingkungannya, untuk berfungsi dalam kapasitasnya menghasilkan produk biologi secara berkesinambungan, mengatur tata air dan aliran larutan, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk kesehatan dan kenyamanan hidup manusia dan hewan.

 
Gambar 2.2 Tanah kering menunjukkan kualitas tanah yang menurun

Salah satu bentuk degradasi tanah dapat berupa perubahan sifat biofisik tanah. Perubahan sifat biofisik tanah. terjadi karena perubahan penggunaan lahan. Hal ini disebabkan setiap perubahan penggunaan lahan selalu diikuti dengan perubahan penutup lahan (vegetasi). Oleh karena setiap jenis vegetasi memiliki sistem perakaran yang berbeda (Winanti, 1996), maka ketika vegetasi penutup lahan berubah maka sifat biofisik tanah juga akan berubah. Terkait dengan perubahan sifat biofisik tanah ini Liedloff (2003) menyatakan bahwa perubahan penutupan lahan dapat mempengaruhi aktivitas makro-invertebrata dalam tanah. Perubahan penggunaan lahan dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan tanah permukaan berupa penurunan bahan organik, jumlah ruang pori, dan ketebalan.
Perubahan penggunaan lahan cenderung menurunkan jumlah resapan air hujan di kota. Menurunnya resapan air dikarenakan dikonversi lahan terbuka bervegetasi menjadi lahan terbangun dapat meminimalkan resapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini terjadi karena tanaman secara efektif dapat mengabsobsi air hujan untuk mempertahankan laju infiltrasi; bahkan vegetasi dapat meningkatkan laju infiltrasi (Schwab, 1997).
Proses erosi meliputi tiga proses yang berurutan yaitu pengelupasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (sedimentation) (Asdak, 2002). Dari ketiga proses tersebut, proses pengelupasan merupakan proses awal untuk berlangsungnya erosi. Proses yang mendorong terjadinya pengelupasan tanah adalah tetesan air hujan yang menimbulkan erosi percik dan limpasan permukaan yang berperan mengangkut material hasil erosi percik ke tempat yang lebih rendah atau ke dalam parit-parit untuk selanjutnya dibawa ke sungai.
Limpasan permukaan terjadi jika intensitas hujan atau lama hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Besaran dan kekuatan limpasan permukaan ditentukan oleh intensitas hujan dan kemiringan lereng. Intensitas hujan menentukan jumlah volume air persatuan waktu yang akan mengalir di permukaan tanah, sedangkan kemiringan lereng menentukan kecepatan aliran air dalam menuruni lereng. Oleh karena permukaan tanah tidak umumnya tidak benar-benar rata, maka limpasan permukaan terjadi juga tidak merata dan arah aliran yang tidak beraturan, sehingga proses erosi dan tingkat pengikisan tanah pada suatu lahan juga tidak merata.




4.    Faktor-faktor yang Menyebabkan Kerusakan Tanah dan Lahan

Menurut Meneg KLH (1991) beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas tanah adalah sebagai berikut :
a.    Usaha tani tanaman semusim terutama di daerah miring, yang tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah dan air akan berdampak pada terjadinya erosi dan pengangkutan bahan organik, sehingga mengakibatkan terjadinya lahan kritis,
b.    Perladangan berpindah, yang mengubah hutan menjadi lahan pertanian, jika lahan tersebut berubah menjadi alang-alang akan menurunkan kualitas lingkungan,
c.    Penggembalaan berlebihan, yang melampaui kapasitas lahannya mengakibatkan rumput tidak sempat tumbuh sehingga menimbulkan tanah gundul (penggurunan),
d.    Penempatan permukiman transmigrasi, yang tidak memiliki kesesuaian lahan akan berkembang menjadi lingkungan yang berkualitas buruk, tidak produktif, dan menyengsarakan transmigran,
e.    Pembukaan lahan secara serampangan, dapat menyebabkan pemadatan tanah sehingga menurunkan infiltrasi, meningkatkan limpasan, dan memicu terjadinya erosi,
f.    Cara pengelolaan bahan organik, pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian dapat menurunkan kadar bahan organik. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya sifat fisik dan erodibilitas tanah,
g.    Perubahan tata guna lahan, dapat merubah kualitas tanah dan lingkungan, misalnya peningkatan erosi dan menurunnya kesuburan/produktivitas tanah, dan
h.    Penambangan bahan galian yang dilakukan secara besar-besaran yang berbenturan dengan kepentingan permukiman, pertanian, dan kehutanan dapat menimbulkan masalah lingkungan.

      

Gambar 2.3 Penebangan Hutan dan Pembukaan Lahan Pertanian Merupakan  Penyebab Kerusakan Lahan



B. Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest)
Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest) merupakan ekosistem yang klimaks klimatik. Tetumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daun, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan, atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tetumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta terbagi merata.
Pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping. Tinggi pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon, tetapi kadang-kadang hanya 2 lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna, dan sejumlah anakan serta kecambah-kecambah dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari pelbagai bentuk dan ukuran, serta epifit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan tropis sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga lapisan yaitu :
1.    Pohon-pohon yang sangat menjulang tinggi.
2.    Lapisan tajuk yang membentuk lapisan permadani hijau yang berkesinambungan dengan ketinggian 80 – 100 kaki.
3.    Lapisan tumbuhan bawah.
Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan-golongan ekologis yang disebut dengan synusia. Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya. Atau bisa disebut bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang mempunyai tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa. Hutan hujan tropis mempunyai synusia sebagai berikut :
I.    Tumbuhan-tumbuhan autotrop (berklorofil) :
a.    Tumbuh-tumbuhan yang secara mekanisme berdiri sendiri, disusun dalam beberapa srata yaitu :
1). Pepohonan, dan perdu
2). Terna.
Pembagian strata ada lima yaitu stratum A terdiri dari pepohonan dengan ketinggian sekitar 30-42 m. stratum B terdiri dari pepohonan dengan ketinggian sekitar 20-27 m. stratum C terdiri dari pepohonan dengan ketinggian sekitar 8-14 m. startum D terutama terdiri dari jenis berkayu, namun lebih banyak tergolong terna dan sering disebut semak. Stratum E adalah stratum tanah yang terdiri dari terna-terna atau kecambah pepohonan.
b.    Tumbuh-tumbuhan yang tidak dapat berdiri sendiri yaitu :
1). Tumbuh-tumbuhan memanjat.
2). Tumbuhan pencekik (strangler)
3). Epifit dan semi parasit.


II. Tumbuh-tumbuhan heterotrof (tanpa berklorofil) yaitu :
a. Saprofit
b. Parasit.
    Hutan hujan tropis berdasarkan habitatnya dapat dibagi menjadi beberapa zone, yaitu :
1.    Hutan daratan rendah
2.    Hutan daratan rendah lainnya
3.    Hutan pegunungan bagian bawah (Submontane forest)
4.    Hutan pegunungan bagian atas (Montane forest)
5.    Hutan subalpine dan hutan alpine.

1.    Hutan Dataran Rendah
 
Sumber : http://gunggungsenoaji.wordpress.com/tag/enggano/
Gambar 2.4 Hutan dataran rendah di Pulau Enggano
Hutan ini mempunyai tajuk yang tinggi berlapis-lapis dan terdapat banyak strata didalamnya, dan merupakan suatu ekosisten tipe klimaks vegetasi yang mempunyai keanekaragaman (diversitas) sangat tinggi, kompleks, dan paling menarik. Herbivor yang terdapat di hutan dataran rendah terbatas pada beberapa jenis tumbuhan. Jenis horbivor ini telah berkembang sejalan dengan perkembangan dari jenis tumbuhan tersebut dan mampu mengatasi cara-cara bagaimanapun dari perlindungan fisik dan kimia yang dimiliki tumbuhan. Dampak yang diakibatkan herbivor pada jenis pohon yang berlimpah atau yang menguasai suatu daerah mengurangi daya bersaing jenis itu, sehingga jenis yang kurang dipengaruhi herbivor dapat tumbuh terus.
Topografi kawasan hutan Pulau Enggano bervariasi mulai dari datar sampai curam dengan ketinggian tempat 0 – 220 meter dari permukaan laut. Jenis-jenis yang dominan di hutan dataran rendah adalah suku Dipterocarpaceae, Sapindaceae, dan Myrtaceae.
2.    Hutan Dataran Rendah Lainnya
a.    Hutan Kerangas
 
Sumber : http://acehpedia.org/Tipelogi_Hutan_Indonesia
Gambar 2.5 Hutan Kerangas
Hutan ini dijumpai antara lain di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Kepulauan Lingga, Natuna dan Sumbawa. Istilah kerangas dari bahasa Iban (Daya) yang berarti lahan yang sudah dihutankan dan tidak subur lagi. Kondisi tanah ekosistem kerangas ini, biasanya terdiri dari silika dengan struktur yang kasar, adakalanya pH bersifat asam dan mudah mengering. Umumnya tumbuh diatas tanah podsol, tanah pasir dan keras yang sarang, miskin hara dan pH rendah. Ciri umum ekosistem ini antara lain adalah : 1) Iklim selalu basah; 2) Tanah pasir, podsol; dan 3) Tanah rendah rata.


b.    Vegetasi Padang
Padang merupakan ekosistem yang sangat miskin zat haranya, dan dianggap sebagai hutan kerangas yang menurun mutunya akibat kebakaran. Vegetasi padang berupa semak belukar dengan ketinggian pohon biasanya sekitar 5 m walaupun sekali-sekali dijumpai ada yang sampai 25 m ketinggiannya atau penebangan.
c.    Hutan Bulian
Ekosistem ini mempunyai jenis yang didominasi oleh tumbuhan bulian (Eusideroxylon zwageri) dan mempunyai keanekaraganan yang sangat rendah. Spesifikasi dari ekosistem ini ialah dapat berada dalam keadaan keseimbangan tanpa gangguan hama
 
Sumber : http://baliwww.com/jambi/batanghari.html
Gambar 2.6 Hutan Bulian
Cagar alam Hutan Bulian adalah pusat konservasi kayu Bulian (Evisideroxylon zwageri). Di hutan ini kita bisa membuat penelitian pada tanaman unik atau hanya memiliki jalan untuk keindahan vegetasi hutan primier. Hutan ini mencakup sekitar 7480 di alun-alun. Dalam rangka untuk mencapai hutan ini, kita harus melakukan perjalanan darat dari kota Jambi Muara Bulian melalui kota.

d.    Hutan Batu Kapur
 
Sumber : http://yoviavianto.blogspot.com/2010/07/hutan-batu-madagascar.html
Gambar 2.7  Hutan Batu Kapur
Ekosistem batu kapur mempunyai pemandangan yang spesifik dan disebut dengan karst. Habitat batu kapur ini dapat berbentuk bukit-bukit, setengah bola dan berlekuk-lekuk bukit-bukit, setengah bola dan berlekuk-lekuk. Hutan batu kapur  yang terletak di kawasan barat Madagascar ini tebentuk oleh alam sehingga menciptakan pemandangan yang indah. hutan batu ini menjadi tempat berlindung bagi hewan unik. Contohnya, monyet sifaka dan capung merah. Sinar matahari menguasai di ketinggian puncak-puncak kapur ini, dimana curah hujan berlangsung dengan cepat.
e.    Gua
 
Sumber : http://yoviavianto.blogspot.com/2010/07/hutan-batu-madagascar.html
Gambar 2.8 Gua yang Terdapat Di Hutan Batu Kapur
Gua biasanya terbentuk di daerah-daerah batu kapur. Terjadi karena air hujan yang mengandung sedikit asam, melarutkan kapur, mengalir melalui celah-celah di bawah tanah dan mengeruk dinding celah yang makin lama makin besar sehingga berbentuk terowongan di dalam tanah yang disebut dengan gua. Di dalam gua sering mengalir sungai kecil.
Gua sebagai habitat, kurang mendapat sinar matahari, sehingga tidak dapat ditumbuhi oleh tumbuhan hijau. Biasanya dijumpai lumut kerak atau jenis mikroorganisme seperti bakteri atau ganggang biru-hijau. Hewan yang menghuni di gua makanannya tergantung dari luar.
3.    Submontane  Forest
 
Sumber : http://mylovelydarulamin.blogspot.com/2011/02/taman-nasional-kerinci-seblat-tnks.html
Gambar 2.9 Hutan Sub-Montane yang Terletak Di Pulau Sumatera.
Submontane forest atau hutan pegunungan bagian bawah merupakan ekosistem yang terdapat pada ketinggian 600 m- 1.400 m di atas permukaan laut. Fisiognominya menyerupai hutan hujan hanya pohon-pohonnya yang tumbuh lebih kecil. Begitu pula komposisinya agak berbeda. Pada ekosistem ini biasanya kaya dengan jenis Orchidaceae atau Pteridophyta. Disamping itu, pada umumnya dihuni oleh berbagai jenis tetumbuhan antara lain dari family: Annonaceae, Durseraceae, Bambusaceae,Dipterocarpaceae, Leguminoceae, Meliaceae, Sapindaceae, Apotaceae.

4.    Montane Forest
Montane Forest atau hutan pegunungan bagian atas merupakan ekosistem yang terdapat pada ketinggian 1400-3000 m. fisiognomi tetumbuhannya tergantung kepada ketinggian dan topografi habitatnya. Pada habitat yang berbatu-batu ditumbuhi vegetasi berbentuk semak-semak rendah, atau pohon-pohon kecil, kerdil atau bercabang rendah.
 
Sumber : http://4.bp.blogspot.com//_xU5yZgPKTVW/jpg.
Gambar 2.10 Hutan Montane
Disamping itu, dapat dijumpai jenis pohon conifer atau jenis vegetai berbunga. Beberapa jenis vegetasi yang dimaksud antara lain : Araucaria, Orchidaceae, Eugenia, Schifflora, Casuarina nodiflora.
5.    Hutan Sub Alpin dan Alpin
  
Sumber : http://mylovelydarulamin.blogspot.com/2011/02/taman-nasional-kerinci-seblat-tnks.html
Gambar 2.11 Hutan Sub Alpin dan Alpin yang Terletak Di Pulau Sumatera
Ekosistem sub alpine ditandai oleh jenis hutan pegunungan yang lebih kerdil. Biasanya banyak dijumpai jenis endemic. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena penyinaran ultra violet yang kuat, menyebabkan terjadinya mutasi dan spesifikasi yang dipercepat. Jenis vegetasinya antara lain : Agrotis, Festuca, Graminae, Juncus dari Juncaceae, Carek, Scirous, Cyperus, serta tumbuh-tumbuhan kecil yang berwarna-warni.

C.     Agroekosistem (Ekosistem Pertanian)
Meskipun berkaitan erat, pengertian tentang agroekosistem berbeda dengan ekosistem.  Agroekosistem tidak hanya mencakup unsur-unsur alami (iklim, topografi, altitude, fauna, flora, jenis tanah, dsb.) tetapi juga unsur-unsur buatan (persawahan, lahan kering, dan pesisir).
Manusia telah mengubah ekosistem alam secara luas sejak mulai mengenal pemukiman. Mereka membersihkan hutan dan lahan rumput untuk mengusahakan tanaman bahan makanan dan bahan makanan ternak untuk dirinya dan ternaknya melalui berbagai pengalaman. Mereka mengembangkan pertanian dengan membersihkan tanah, membajaknya, menanam tanaman musiman dan memberikan unsur-unsur yang diperlukan, seperti pupuk dan air. Setelah menghasilkan kemudian dipanen. Sejak menebar benih sampai panen tanaman pertanian sangat tergantung alam, gangguan iklim, hama dan penyakit.
Agroekosistem (ekosistem pertanian) ditandai oleh komunitas yang monospesifik dengan kumpulan beberapa gulma. Ekosistem pertanian sangat peka akan kekeringan, hama/penyakit sedangkan pada ekosistem alam dengan komunitas yang kompleks dan banyak spesies mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap gangguan iklim dan makhluk perusak. Dalam agroekosistem, tanaman dipanen dan diambil dari lapangan untuk konsumsi manusia/ternak sehingga tanah pertanian selalu kehilangan garam-garam dan kandungan unsur-unsur antara lain N, P, K, dan lain-lain. Untuk memelihara agar keadaan produktivitas tetap tinggi kita menambah pupuk pada tanah pertanian itu. Secara fungsional agroekosistem dicirikan dengan tingginya lapis transfer energi dan nutrisi terutama di grazing food chain dengan demikian hemeostasis kecil.
Kesederhanaan dalam struktur dan fungsi agroekosistem dan pemeliharaannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum, maka menjadikannya mudah goyah dan peka akan tekanan lingkungan seperti kekeringan, meledaknya hama dan penyakit dan sebagainya.
Peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat akhir-akhir ini dihasilkan satu teknologi antara lain : mekanisasi, varietas baru, cara pengendalian pengganggu, pemupukan, irigasi dan perluasan tanah dengan membuka hutan dan padang rumput.
Semua aktivitas pertanian itu menyebabkan implikasi ekologi dalam ekosistem dan mempengaruhi struktur dan fungsi biosfer. Peningkatan hasil tanaman dimungkinkan melalui cara-cara genetika tanaman dan pengelolaan lingkungan dengan menyertakan peningkatan masukan materi dan energi dalam agroekosistem. Varietas baru suatu tanaman dikembangkan melalui program persilangan dan saat akan datang dapat diharapkan memperoleh varietas baru melalui rekayasa genetika yang makin baik. Varietas baru mempunyai syarat-syarat kebutuhan lingkungan dan ini penting untuk diketahui ekologinya sebelum disebarkan ke masyarakat dengan skala luas.
Penggunaan varietas unggul, pupuk buatan dan pestisida yang bertujuan meningkatkan produksi pertanian turut menjadi penyebab meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman. Varietas unggul yang merupakan hasil pemuliaan tanaman memang mempunyai kualitas dan produksi tinggi, tetapi seringkali ini tidak memiliki sifat-sifat ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman sehingga serangan hama dan penyakit tanaman meningkat.
Patologi tumbuhan (fitopatologi) merupakan ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan interaksi antartanaman, suatu patogen dan lingkungannya. Dengan mempelajari patologi tanaman, identifikasi suatu populasi penyakit di lapangan dapat dengan mudah dilakukan, dan dapat diketahui asal dari setiap penyakit oleh suatu patogen dengan genotip tertentu.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, yaitu biotic agen seperti fungi, bakteri, virus maupun nematoda dan abiotik gen seperti polusi air, kekurangan mineral, dan kelebihan mineral.
Selain itu, adanya penggunaan ilmu dan teknologi pertanian yang baru dan efisiensi usaha tani yang selalu berubah dan berkembang. Komoditas yang dihasilkan senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan perubahan ekonomis akibat adanya perubahan teknologi.
Pengelolaan lingkungan menimbulkan beberapa persoalan pada erosi tanah, pergantian iklim, pola drainase dan pergantian dalam komponen biotik pada ekosistem.
Sebab-sebab semakin kecilnya tanah yang dapat ditanami antara lain :
1.    Pemotongan vegetasi/penggundulan sehingga tanah terbuka sehingga mudah tererosi air dan angin.
2.    Mekanisasi pertanian dan penggunaan pupuk organik yang menggemburkan tanah dan membuatnya peka terhadap erosi.
3.     Irigasi tanpa diimbangi dengan drainase yang mengakibatkan terbentuknya lapisan kedap air dan tanah menjadi kekurangan air. Lebih dari 300.000 ha tanah yang dapat ditanami dirugikan karena salinisasi dan kebanjiran setiap tahun.
4.    Pengerjaan tanah yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan erosi.
5.    Urbanisasi.
Hal yang disebutkan di atas merupakan situasi yang dibuat oleh manusia dan dia sendiri sebenarnya dapat mengendalikannya/mencegahnya melalui pengelolaan agroekosistem berdasarkan prinsip-prinsip ekologi. Studi ekologi ekosistem tanah pertanian disertai dengan pengetahuan autekologi tanaman dan gulma dengan dilengkapi watak pertumbuhannya dan sifat kompetitifnya. Hubungan tanaman-gulma pada tingkat intra dan antar spesies memerlukan informasi, yang berguna untuk praktek agronomi kita.
Dalam suatu agroekosistem, komponen ekosistem menjadi lebih sederhana dan biasanya terdiri dari populasi tumbuhan pertanian yang kurang lebih seragam (monokultur). Dengan demikian, agroekosistem tidak mempunyai keanekaragaman yang tinggi, dan interaksi antar spesies menjadi rendah.
Dengan menyederhanakan ekosistem, manusia sebenarnya telah mengganggu keseimbangan alam. Keadaan ini dapat membuat semakin berkurangnya ekosistem tanaman di alam.


Perkembangan Folikel Dalam Siklus Haid


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ciri khas kedewasaan manusia ialah adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini adalah suatu hal yang komplek dan harmonis meliputi serebrum, hipotalamus, hipofisis,alat-alat genital, korteks adrenal, glandula tireoidea, dan kelenjar-kelenjar lain yang membutuhkan penelitian yang lebih lanjut.
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Hari mulainya pendarahan dinamakan hari pertama siklus. Rata-rata panjang siklul haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun  27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering di jumpai. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari di ikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2  ±  16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Siklus haid normal dapat dipahamai dengan baik dengan membaginya atas dua fase, yaitu (1) fase folikuler, pada fase ini beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. (2) fase luteal, setelah ovoluasi, sel-sel granulosa membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum

1.2    Permasalahan
Permasalahan pada “perkembangan folikel dalam siklus haid” adalah :
a.    Siklus haid dan hormon-hormon yang mempengaruhi perkembangan folikel dalam siklus haid.
b.    Tahapan-tahapan perkembangan folikel pada siklus haid.
c.    Letak folikel dalam ovarium.

1.3    Kepentingan / Suatu Gagasan
Selama satu siklus haid, maka pada ovarium, uterus dan serviks terjadi perubahan-perubahan. Hari pertama, mulai pedarahan haid, lamanya kurang lebih 2 hingga 6 hari.
Follikel stimulating hormon (FSH) merupakan glikoprotein dengan berat molekul 34.000 dalton, dan terdiri dari rantai α dan β. Rantai α-nya terdiri dari 92 asam amino, sedangkan rantai β terdiri dari 118 asam amino. Berat molekul subunit α, yang mengandung sekitar 14.000. Rantai β hormon tersebut sangat menentukan khasiat biologis dan perangai imunologisnya.
Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel terletak di korteks ovarium dan dibagi menjadi dua berdasarkan tipe fungsinya, yaitu primordial (nongrowing) dan follikel yang tumbuh (growing).

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian Haid dan Siklusnya
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Darah haid manusia berisi PG yang dapat merangsang otot polos. Di sini PG tersebut di hasilkan oleh endometrium.

Siklus Haid
Selama satu siklus haid, maka pada ovarium, uterus dan serviks terjadi perubahan-perubahan. Hari pertama, mulai pedarahan haid, lamanya kurang lebih 2 hingga 6 hari.
Hari ke 5-14 merupakan fase folikuler atau fase proliferasi, yang di mulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk  menumbuhkan endometrium agar siap menerim ovum yang telah di buahi, sebagai persiapan suatu kehamilan. Pada fase ini, di dalam ovarium terjadi pematangan folikel.
Akibat pengaruh FSH, folikel tersebut akan menghasilkan estradiol dalam jumlah besar. Mulut serviks kecil dan tertutup, getahnya dapat ditarik seperti benang (spinnbar-keit). Pembentukan estradiol akan terus meningkat sampai saat akan terjadinya ovulasi (kira-kira hari ke 13). Setelah itu kadar estradiol turun lagi dan pada fase sekresi meningkat lagi untuk  kedua kalinya. Peningkatan kedua ini membuktikan bahwa korpus luteum tidak hanya memproduksi progesteron, melainkan juga estrogen. Hal ini penting diketahui untuk mengobati kasus-kasus dengan insufisiensi korpus luteum.
Peningkatan estradiol ketika akan terjadi ovulasi mengakibatkan terjadinya pengeluaran LH yang banyak (umpan balik positif dari estradiol). Puncak LH ini akan memicu ovarium dan terjadilah ovulasi pada hari ke 14 (beragam).dalam waktu yang sama suhu basal badan (SBB) juga meningkat kira-kira 0,5⁰C. Selama ovulasi, getah serviks encer dan bening, dan mulut serviks sedikit terbuka, yang memungkinkan masuknya spermatozoa.
Hari ke-28 (beragam) merupakan fase luteal atau fase sekresi, yang memiliki ciri khas, yaitu terbentuknya korpus luteum dan penebalan kelenjar endometrium. Pengaruh progesteron terhadap endometrium paling kentara pada hari ke 22, yaitu pada saat ovulasi seharusnya terjadi. Peningkatan progesteron sesudah ovulasi akan menghambat sekresi FSH dari hipofisis, sehingga pertumbuhan folikel selama fase luteal akan terhambat pula.
Bilamana tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat FSH dan LH, sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat pengaruh estradiol dan progesteron itu terjadi penyempitan pembuluh-pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan iskemi, sehingga endometrium terlepas dan timbulah haid.
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama.
Pada tiap siklus haid FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Estrogen berfungsi untuk menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH (luteinising hormone). Seperti yang telah diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (FSH dan LH) adalah dibawah pengaruh releasing hormones (RH) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipotisis.
    Bila penyaluran releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi gonadotroping-gonadotroping akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjut makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen.
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.
Dibawah pengaruh LH folikel de Graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium). Pada ovulasi ini kadang-kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain (mittelschmerz). Setelah ovulasi terjadi, dibetuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh kerena perdarahan tersebut diatas), yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning). Dibawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (Luteotrophic Hormones).
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf.
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Pengertian Folikel
Folikel adalah struktur berisi cairan yang merupakan tempat pertumbuhan sel-telur (oocyte). Bagian penutup dari folikel mengandung sel-sel yang memproduksi hormon betina (estrogen) dinamakan Estradiol 17 beta. Pada garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian yaitu korteks dan medulla. Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel terletak di korteks ovarium dan dibagi menjadi dua berdasarkan tipe fungsinya, yaitu primordial (nongrowing) dan follikel yang tumbuh (growing).
Dalam cortex ada 5 macam folikel:
1.    Folikel muda, berada di paling pinggir cortex, folikel muda tumbuh sejak bayi lahir sampai akil balig. Folikel muda terdiri dari oosit besar diselaputi selapis sel-sel folikel yang gepeng.
2.    Folikel primer, Oosit membesar, sel folikel jadi kubus atau batang lalu bermitosis berulang-ulang membentuk sel-sel granulosa, yang trdiri dari beberapa lapis.
3.    Folikel sekunder, Oosit mencapai besar maksimal dan letaknya eksentrik dalam folikel.
4.    Folikel tertier, Terbentuk rongga dalam folikel, disebut antrum.Rongga itu berisi cairan liquor folliculi.
5.    Folikel Graaf, Oosit yang di selaputi beberapa lapis sel granulosa berada dalam suatu jorokan ke dalam antrum, disebut cumulus oophorus.
Folikel dapat dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang masak ( folikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengelami degenerasi yang disebut astresia folikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albikans.
    Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 10.000  folikel primer, semakin muda usia wanita makin banyak folikel terjumpai. Pada bayi baru lahir terdapat ± 400.000 folikel pada kedua ovarium. Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama masa reproduksi. Pada masa pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan telah mengalami atresia. Dalam medula ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan ikat elastis. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de graaf yang matang terisi dengan likuor follikuli. Mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.
    Folikel de graaf yang matang terdiri atas:
1.    Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula.
2.    Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahhnya suatu rongga terisi likuor follikuli.
3.    Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil dari pada sel granulosa.
4.    Di luar teka interna ditemukan teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

3.2 Follikel stimulating hormon (FSH)

Follikel stimulating hormon (FSH) merupakan glikoprotein dengan berat molekul 34.000 dalton, dan terdiri dari rantai α dan β. Rantai α-nya terdiri dari 92 asam amino, sedangkan rantai β terdiri dari 118 asam amino. Berat molekul subunit α, yang mengandung sekitar 14.000. Rantai β hormon tersebut sangat menentukan khasiat biologis dan perangai imunologisnya.
Terhadap ovarium, FSH bertanggung jawab hanya untuk pematangan folikel sampai tahap folikel tersier saja. Di samping itu FSH juga ikut memicu sintesis steroid seks di ovarium. Khasiat FSH dan LH tidak boleh di lihat secara terpisah, melainkan sebagai suatu kesatuan. LH tidak dapat bekerja di ovarium apabila FSH tidak mempersiapkan terlebih dahulu reseptor-reseptor untuk LH. Ini berarti bahwa FSH dan LH berkhasiat dalam: (1) pematangan folikel, (2) ovulasi, (3) pembentukan korpus luteum, dan (4) sintesis steroid seks.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Folikel adalah struktur berisi cairan yang merupakan tempat pertumbuhan sel-telur  (estrogen) dinamakan Estradiol 17 beta.
Folikel terdapat pada cortex, dan kortex tersebut merupakan bagian dari  badan ovarium. Folikel terdiri dari oosit yang di selaputi sel-sel folikel.Proses penyusutan folikel di sebut atresia, berdegenerasi lalu diserap kembali oleh stroma.
Dengan bermulanya pubertas, terjadilah proses siklik pada seorang wanita melalui perubahan-perubahan tertentu pada proses ovulasi. Pada keadaan normal tiap siklus haid hanya satu folikel yang mencapai ovulasi, yaitu yang paling  jauh berkembang , sedangkan  yang lain mengalami atresia.
Pematangan folikel dan pembentukan korpus  luteum merupakan gambaran yang khas untuk siklus haid yang norma pada seorang wanita. Pematangan folikel di pengaruhi oleh Follikel stimulating hormon (FSH) sampai pada tahap  folikel tersier.
Fase pertama siklus  haid di sebut sebagai fase folikuler (fase poliferasi) sedangkan fase kedua di sebut seba fase luteal (fase sekresi). Fase folikuler di pengaruhi oleh  estrogen, dan fase luteal di pengaruhi oleh progesteron. Fungsi ovarium dan siklus haid tersebut di atur oleh lingkaran pengaturan autonom yang relatif tertutup, terdiri dari hipotalamus hipofisis anterior (adenohipofisis), dan ovarium.


DAFTAR PUSTAKA

    Wiknjosastro,Hanifa.1991.Ilmu kebidanan edisi ke tiga.Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo:Jakarta
    Wiknjosastro,Hanifa.1994.Ilmu kandungan edisi ke kedua.Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo:Jakarta
    Yatim,Wildan.1994.Reproduksi dan Embryologi.Tarsito:Bandung
    http://www. Wikipedia folikel bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.com